Rabu, 07 Oktober 2015

Anak tidak Selayaknya Disakiti, tapi Harus Kita Lindungi



Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memenuhi hak anak untuk hidup, tumbuh berkembang, berpartisipasi dan mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Keluarga juga menjadi bagian integral dari pembangunan sumber daya manusia (termasuk anak di dalamnya) agar menjadi SDM yang berkualitas. Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat juga memiliki peran penting dalam pengasuhan anak. Lingkungan yang memiliki rasa solidaritas, kepedulian sosial yang tinggi, dan kegotong-royongan yang kental dapat mendukung terwujudnya anak yang sehat, cerdas, ceria, tumbuhnya rasa aman dan memiliki budi pekerti. Namun sebaliknya bila lingkungan sekolah dan masyarakatnya tidak peduli dengan tumbuh kembang anak, maka akan memicu timbulnya permasalahan sosial, seperti gizi buruk, putus sekolah, penelantaran, kekerasan, dan lain-lain.

Ketidaktahuan informasi mengenai pentingnya perlindungan anak secara dini dapat memicu pengabaian bahkan perlakuan salah hingga kekerasan terhadap anak baik oleh orang dewasa kepada anak maupun kekerasan yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Pentingnya informasi mengenai hak-hak anak dapat mengurangi potensi terjadinya kekerasan terhadap anak. Dengan adanya perubahan arus informasi yang sangat cepat saat ini, diharapkan agar semakin banyak pula informasi mengenai perlindungan anak yang dapat diserap oleh masyarakat.

https://pelindunganak.org/education-detail/komik-kta

Senin, 02 Maret 2015

Menyikap Tabir Keindahan Bumi Pasangsari


Curug Kleyor
PENDAHULUAN

Hubbul Wathon Minal Iman” Cinta tanah air adalah bagian dari iman. Setidaknya hadis nabi inilah yang dapat kita jadikan acuan dalam bekerja mengabdi kepada Masyarakat, Nusa dan Bangsa. Mbangun Deso merupakan salah satu wujud implementasi cinta tanah air untuk mewujudkan kesejahteraan bersama  Kesejahteraan yang adil dan merata adalah salah satu dari cita-cita berdirinya Bangsa   ini karena kesejahteraan lahir dan batin merupakan hak dari seluruh bangsa Indonesia. Pemberdayaan masyarakat dalam pemerataan pembangunan di segala bidang terus diupayakan oleh pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah. Namun demikian upaya yang dilakukan oleh  Pemerintah tersebut belum bisa direalisasikan secara tuntas dan menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kendala dan permasalahan yang dihadapi sangat kompleks

Peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan teramat penting untuk diperhatikan, karena dari sekian luasnya masyarakat Indonesia lebih kurang 70% peduduknya masih menghuni wilayah pedesaan, dan ini akan menjadi tolok ukur dari segala kebaikan yang akan muncul dari sintesis yang ada dan akan menghasilkan paradigma yang komprehensif. Menuju Pasangsari Desa Wisata adalah Upaya percepatan pembangunan di wilayah Desa Pasangsari.

Menjadikan kawasan wisata sama halnya berbenah untuk menyambut kehadiran para tamu menyuguh para tamu menjadikan tamu betah dan ingin datang kembali serta memberikan oleh-oleh  untuk dikenang, Untuk itu kiranya perlu kami sampaikan gambaran wilayah serta potensi yang ada di Desa Pasangsari serta harapan dan impian Pasangsari kedepan.

KONDISI GEOGRAFIS

Secara Geografis Desa Pasangsari terletak di antara 110˚ 37’ 32” dan 110˚ 41’ 32” Bujur Timur, 7˚ 47’ 33” dan 7˚ 51’ 33” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 403 Ha. Secara administratif pemerintahan, Desa Pasangsari berbatasan dengan :
a)    Sebelah Utara        : Gunung Giyanti
b)    Sebelah Timur       : Desa Ngepanrejo Kec. Bandongan
c)    Sebelah Selatan     : Desa Kalegen Kec. Bandongan dan Desa Balerejo Kec. Kaliangkrik
d)    Sebelah Barat        : Desa Tanjungsari dan Desa Wonoroto
Wilayah Desa Pasangsari secara topografi merupakan dataran tinggi karena merupakan kaki Gunung Sumbing dan berhadapan dengan gunung Giyanti, dan disebelah selatan ada Bukit Mujil. Kondisi ini menjadikan sebagian besar wilayah Desa Pasangsari merupakan daerah tangkapan air sehingga menjadikan tanah yang subur karena berlimpahnya sumber air.
Desa Pasangsari mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan temperatur udara 22˚ C - 27˚ C. Desa Pasangsari mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan banyak terjadi bencana tanah longsor di beberapa dusun.
Desa Pasangsari kaya akan mata air dan sungai. Terdapat 3 sungai  sedang diantaranya terdapat Air terjun dengan  jumlah debit maksimum 514 m3 /detik pada musim penghujan dan minimum 80,3m3/detik pada musim kemarau, serta 13 mata air dengan jumlah debit 509 liter/detik.
Dalam bidang administrasi pemerintahan, Desa Pasangsari dibagi dalam 13 RW dan 13 Dusun serta 32 RT.
Lebih dari setengah luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi non teknis. Keadaan jenis tanahnya dibedakan atas sawah, tegal, pekarangan, hutan, dan lain-lain.

Tata Guna Tanah di Desa Pasangsari
No
Jenis tanah
Luas tanah (Ha)
Keterangan
1.
Pekarangan
20

2.
Sawah
175

3.
Tegalan
110

4.
Hutan
55

5.
Perkebunan
19

6.
Lain-lain
24


KULTUR BUDAYA

Masyarakat Desa Pasangsari lebih dari 70% adalah petani yang kental dengan budaya Jawa Islam karena memang dahulunya banyak didatangi Oleh para Ulama’ dan pejuang islam, sehingga masih dijumpai Budaya Selametan dengan ritual ritual Islami seperti Peringatan Maulid Nabi, Suronan, Nyadran dan lain sebagainya dengan berpegang teguh pada Tradisi lama yang baik dan menerima tradisi baru yang lebih bermanfa’at. Disamping itu Masyarakat desa Pasangsari yang mayoritas Petani selalu nguri-uri  (menjaga, red jawa) budaya Gotong royong dan Kerukunan.

POTENSI  WISATA

Banyak hal yang bisa disuguhkan kepada tamu yang singgah di Desa Pasangsari antara lain :

a.           Exsotisme Panorama Alam Pasangsari
Subhanallah.... Tuhan telah menganugerahkan Bumi Pasangsari yang subur makmur gemah ripah loh jinawi dengan hamparan lahan pertanian ijo royo-royo tanaman padi, jagung dan berbagai macam tanaman palawija dari dataran rendah menatap ke dataran tinggi dan sebaliknya dari dataran atas ketempat yang lebih rendah  dilengkapi pemandangan pegunungan yang exsotis Gunung Giyanti disebelah Utara dan Gunung Sumbing disebelah barat terlebih jika naik ke puncak Giyanti kita akan disuguhi dengan pemandangan yang sangat menakjubkan menatap keindahan alam ciptaan Tuhan sejauh mata memandang dan sekarang sudah ada akses jalan yang dapat dilalui kendaraan roda 2. Tersedia juga ojek yang siap mengantarkan pengunjung sampai ke puncak Giyanti cukup dengan  Rp. 25.000.
b.          Air Terjun Curug Gleyor
Curug Gleyor terletak 300 m dibawah Dusun Brigasan Kidul, 400 m dibawah Dusun Kwayuhan Lor dan 700 m dari Dusun Cengkirangan. Ketinggian Air Terjun 15 m dengan  jumlah debit maksimum 714 m3/detik pada musim penghujan dan minimum 97,3 m3/detik pada musim kemarau

c.          Makam Auliya’.
Menurut riwayat nenek moyang bahwa wilayah ini dahulu dijadikan tempat persembunyian para pejuang Mataram yang lari dari kejaran pasukan Belanda beserta antek-anteknya, maka tidak ayal di wilayah ini banyak ditemukan makam yang diyakini sebagai makam para Auliya’ antara lain : Makam Simbah Kyai Ageng, Simbah Kyai Demang, Simbah Kyai Kedawung yang berlokasi di Dusun Kwayuhan, Simbah Sangkan yang berlokasi di Dusun Brigasan Kidul, KR Makno, Simbah Baha’udin, Simbah Kyai Kudi dan Simbah Kyai Klorod yang berlokasi di Puncak Gunung Giyanti dan makam ini sejak tahun 2003 selalu didatangi lebih dari 10.000 peziarah setiap Kamis ahir bulan Syawal.
Konon asal muasal Desa Pasangsari berkat Simbah Kyai Ageng yang dikejar Belanda bersembunyi dan bersemedi di sebelah timur Balai desa Pasangsari sehingga pasukan Belanda yang hendak menerobos wilayah ini terhadang pasangan Ri ( Pagar Duri ) sehingga membatalkan niatnya untuk masuk ke wilayah ini, Alhasil dari cerita Pasangan Ri tersebut dikemudian hari dinamailah Desa Pasangsari
d.          Kolam Pemancingan
Di dusun Cengkirangan banyak terdapat kolam pemancingan ikan meski belum di kemas secara  profesional, dan banyaknya sumber air sangat memungkinkan dikembangkaya budidaya ikan air tawar dan budidaya sidat, sebab di sekitar air terjun dulu banyak ditemukan ikan sidat

e.          Hasil pertanian
Hasil pertanian yang melimpah di Desa Pasangsari dapat dikembangkan menjadi Agrowisata dengan banyaknya Komoditas Unggulan para Petani Pasangsari antara lain :
·           Salak Pondoh Organik
·           Pisang Organik
·           Pepaya Organik
·           Padi Jawa Organik
·           Kopi
·           Cabe
·           Kobis
·           Jagung Manis
·           Dan aneka sayur mayur

Selai Singkong
f.           Kuliner, Kerajinan dan Olahan Hasil Pertanian
Ada banyak makanan yang menjadi kareman Masyarakat Desa Pasangsari yang dapat dikembangkan dan dikemas menjadi hidangan para tamu yang singgah di Pasangsari antara lain:
·           Rica-rica Marmut
·           Sego Megono
·           Sego Welut
·           Jadah, Wajik, Klemet
·           Selai Singkong
·           Getuk Jumandri
Gethuk Jumandri
·           Peyek Peto
·           Rileksasi Pijat urut
·           Sentra kerajinan Tusuk Sate
·           Kerajinan akar Bonsai


PENUTUP

Demikian gambaran dan topografi Desa Pasangsari kami   sajikan sebagai potensi pendukung Desa Pasangsari menuju Desa Berdikari Desa Wisata berbasis Ekonomi dengan harapan dapat dikembangkanya potensi yang ada antara lain :
1.     Dibangunya infrastruktur Jalan menuju lokasi Air terjun Curug Gleyor dan menuju Puncak Giyanti
2.          Pembenahan lokasi air terjun dan dibungunya fasilitas pendukung    
3.          Pembangunan Pasar Agrowisata dan lahan Parkir
4.          Dikembangkanya Kolam renang dan kolam pemancingan
5.          Dibangunya fasilitas penginapan yang memadai baik oleh Pemerintah maupun oleh Masyarakat

Menjadi berguna dan bermanfaat bagi masyarakat luas merupakan harapan yang sangat di cita-citakan oleh kita semua Oleh karena itu, besar harapan apa yang akan kami wujudkan nanti senantiasa dalam naungan Rahmad dan pertolongan Tuhan yang maha Esa serta dukungan penuh dari Pemerintah daerah dan Pemerintah pusat, dan dengan semangat gotong royong dan jiwa pahlawan dari seluruh lapisan masyarakat.



Created By : Pemerintah Desa Pasangsari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang

Senin, 01 Desember 2014

Budidaya Jahe Merah, Menanam Emas di Ladang Sendiri

Jahe Merah (Zingiber Officinale)  baca juga jahe merah. sangat mudah dibudidayakan, banyak cara untuk membudidayakan jahe merah. Mulai dengan pakai polybag, karung, dan bedengan (guludan). Dari berbagai cara tersebut semua sama tinggal bagai mana teknologi budidaya yang kita lukan. Dengan perawatan yang sama akan menghasilkan jahe merah yang relatif sama.
Pertama kali yang kita lakukan untuk memulai usaha jahe merah adalah menentukan media tanam, menggunakan polybag, karung, atau bedeng, dengan pertimbangan keberadaan lahan. Jika memang kita tidak mempunyai lahan yang cukup lebih baik menggunakan polybag, karena dengan polybag bisa ditaruh disamping rumah, di teras, atau dll, karena tidak memerlukan tempat kusus. Jika kita memiliki lahan yang memadai lebih baik dengan cara bedeng. Disini kami akan membahas bagai mana cara budidaya jahe di bedeng.
Langkah kedua; memilih bibit jahe. Bibit jahe yang baik adalah jahe yang sudah berumur lebih dari 12 bulan, atau jahe yang sudah tua, dengan ciri kulit jahe merah marun, tanpa ada luka dibagian kulit jahe, sudah mulai tapak tumbuk mata tunas kecil dalam rimpang jahe. Kualitas jahe berpengaruh pada prosentase tumbuh bibit jahe.
Langkah ke tiga; menyemai bibit jahe dengan estimasi untuk tanam 1.000 batang, kita siapkan bibit jahe 15 kg, lalu angin-anginkan bibit jahe tersebut sampai layu (tidak sampai kering) setelah layu potong-potong rimpang jahe ± 5 cm, dengan catatan minimal ada 2-3 mata tunas, jika tidak ada mata tunas potongan jahe bija lebih panjang. Setelah jahe dipotong-potong dimasukan dalam media semai. Untuk media semai gunakan tanah dicampur pupuk organik dengan perbandingan 2:1, media semai yang sudah siap masukkan dalam kotak dengan ukuran 100 x 50 x 10 cm setebal 5 cm, lalu tata potongan jahe diatasnya dengan dengan jarak antar jahe ± 1 cm satu lapis potongan jahe, jangan sampai jahe bertumpukan. Setelah itu tutup dengan media semai setebal 2 cm. Taruh kotak semai di tempat yang teduh, dengan intensitas matahari langsung sekitar 30 %. Sirami secara rutin sampai tunas jahe tumbuh. Setelah tumbuh 3-5 daun, bibit jahe sudah bisa dipindah kedalam media tanam. Waktu yang dibutuhkan untuk semai jahe antara 1 – 2 bulan. Tingkat tumbuh bibit jahe yang bagus berkisar antara 80 – 95 % tergantung pada saat memilih jahe dan perlakuan saat menyemai.
Langkah ke empat; menyiapkan media tanam. Buat bedeng (guludan) dengan tinggi 30 cm lebar 1 meter, jarak antar bedeng ± 50 cm, panjang bedeng disesuaikan dengan kondisi lahan. Bedengan untuk tanam jahe merupakan campuran tanah dengan pupuk organik dengan perbandingan 2:1. Biarkan bedengan sekitar 1 minggu, setelah satu minggu media tanam siap ditanami. Catatan untuk tanah yang lengket (Tanah liat, lempung) media tanam yang baik tanah:pasir:pupuk adalah 3:1:2, fungsi pasir untuk mengurangi kelengketan tanah. Untuk menanam 1.000 batang bibit jahe dibutuhkan bedeng seluas 70 m².
Langkah ke lima; menanam bibit jahe dalam media tanam. Buat lubang tanam di bedeng yang sudah disiapkan dengan jarak tanam 30 x 30 cm, kedalaman lubang ± 6 cm, lebar lubang disesuaikan dengan ukuran rimpang jahe. Seperti dalam gambar. Setelah lubang tanam siap, masukan bibit jahe kedalam lubang lalu tutup lubang denga tanah dan pupuk (media tanam).


 Posisi Lubang Tanam pada bedeng

Langkah ke enam; perawatan. Setelah bibit jahe tertanam kunci keberhasilan budidaya jahe merah adalah perawatan. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah pembersihan gulma / rumput dengan dicabuti. Penyiraman dilakukan apabila kondisi bedeng kering, tanaman jahe sangat butuh air tapi tidak boleh becek dan lembab. Pemupukan dilakukan dengan kocoran/semprot menggunakan pupuk organik, dilakukan 2 minggu setelah tanam dan berulang setiap 2 minggu sekali sampai tanaman berumur 2 bulan, setelah tanaman berumur 2 bulan lakukan pemupukan dengan periode 1 bulan sekali. Komposisi penyemprotan tergantung dengan pupuk organik yang disunakan, sesuaikan dengan petunjuk masing-masing pupuk organik karena berbeda –beda. Selain pemupukan juga penambahan tanah media, setelah jahe tumbuh dan berkembang rimpang jahe akan muncul kepermukaan. Jika hal demikian terjadi maka yang harus dilakukan adalah dengan penambahan media tanam dengan ketebalan sampai jahe tertimbun ± 2 cm. Penimbunan ini dilakukan dengan media yang sama dengan media tanam. Tujuan dari penimbunan ini agar jahe yang muncul dipermukaan tidak busuk dan mudah berkembang.
Yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan jahe merah, tanaman jahe butuh sinar matahari dengan intensitas 50 – 60 % dan butuh air tetapi tidak sampai beeck dan lembab. Untuk mengatasi hal tersebut jika diperlukan bisa dilakukan dengan cara pemasangan paranet di atas bedeng setinggi ± 2 m. Fungsi paranet untuk menahan terik matahari pada musim kemarau dan menahan curah hujan yang tinggi pada musim penghujan. Dengan paranet air hujan tidak langsung mengenai tanaman dan media tanam sehingga media tanam tidak mudah padat.
Langkah ke tujuh; pemanenan. Jahe merah dapat dipanen pada usia 8 – 10 bulan tergantung permintaan pasar. Jika hanya unutk kebutuhan konsumsi bisa dipanen pada usia 6 bulan. Akan tetapi semakin muda usia jahe dipanen beratnya semakin ringan, semakin tua usia jahe semakin banyak rimpang jahenya dan tentunya semakin berat. Untuk memanen jahe, 2 minggu sebelum waktu panen yang kita tentukan potong semua batang jahe, potongan batang jahe biarkan diatas bedeng, ketika batang jahe sudah mengering, dan bisa dijabut (lepas) dari rimpang jahe, jahe sudah siap dipanen. Untuk memanen dengan cara membongkar bedeng pisahkan jahe dengan media tanam. Bersihkan jahe dari akar dan tanah yang menempel pada rimpang jahe. Setelah bersih jahe siap dijual kepasar. Jika tanaman jahe terawat bagus dalam 10 bulan satu bibit jahe bisa menghasilkan minimal 1 kg jahe. Jika hasil kurang dari itu maka tanaman jahe kita masih kurang maksimal
Catatan: jika kita memanen jahe untuk bibit lakukan pemanenan setelah usia jahe diatas 12 bulan. Lakukan pemanenan dengan hati-hati, jangan sampai rimpang jahe luka (kulit jahe terkelupas) karena pada rimpang jahe yang terkelupas pada saat penyemaian akan mudah membusuk.
Gunakan selalu pupuk organik untuk pemupukan jahe merah, ingat tanah disekitar kita sudah banyak yang rusak karena perlakuan kita yang kurang bijaksana dalam penggunaan bahan kimia. GO GREEN..
Estimasi budidaya jahe merah untuk tanam 1.000 batang dengan asumsi perawatan bisa dilakukan sendiri
·         Jahe                  15 Kg             @ Rp. 15.000              = Rp.    225.000
·         Pupuk Padat    400 Kg            @ Rp.      600              = Rp.    240.000
·         Pupuk Cair           3 Lt            @ Rp. 50.000              = Rp.    150.000
·         Tenaga kerja       4 Hr             @ Rp. 50.000              = Rp.    200.000
·         Paranet             25 m               @ Rp. 15.000              = Rp.    375.000
·         Biaya penyemaian,                                                      = Rp.    210.000
Total biaya                                                                  = Rp. 1.400.000
Hasil budidaya jahe merah, 1.000 dengan asumsi menghasilkan 0,5 Kg jahe/batang dengan harga jual terendah Rp. 10.000/Kg maka  hasil budidaya jahe kita = 1.000 x 0,5 x 10.000 = Rp. 5.000.000,-
Hasil bersih Rp. 5.000.000 – Rp. 1.400.000 = Rp. 3.600.000,-


Jika kita setiap bulan bisa menanam 1.000 batang jahe, maka mulai bulan kesebelas kita punya penghasilan sebesar Rp. 3.600.000 / bulan. Dengan hasil sebesar itu kita bisa ibaratkan budidaya jahe merah seperti menanam emas dilahan sendiri.



Untuk pemesanan bibit Jahe daun 3 - 5 bisa hubungi Pendopo Anak Negri 

Minggu, 30 November 2014

JALUR NEGERI DIATAS AWAN

Terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa dalam pengelolaan pembangunan merupakan salah satu keluaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. Salah satu kegiatan real yang pernah terjadi adalah kegiatan yang dilakukan di Kecamatan Kaliangkrik pada tahun anggaran 2011, yaitu kerjasama antar Desa Adipuro dan Desa Ngragosoko. Diawali dari kebutuhan masyarakat akan akses jalan produksi terkait untuk peningkatan hasil pertanian, dimana usulan dari masing-masing desa sudah tercantum dalam dokumen RPJMDes. Maka dari Musyawarah Desa Perencanaan, kedua desa tersebut sepakat untuk mengusulkan 1 jalur jalan yang sama. Dan dalam MAD Prioritas Usulan ternyata usulan kegiatan dari kedua desa tersebut mendapatkan rangking yang baik dan dapat terdanai dalam MAD Penetapan Usulan. Adapun untuk Desa Adipuro mendapatkan Pendanaan sebesar Rp. 193.625.500,- dan swadaya sebesar Rp. 17.827.500,- dengan rincian kegiatan antara lain : 1. Jalan Telasah dengan panjang 1079 m; 2. Jembatan Beton 1 unit; dan 3. Gorong-gorong 5 unit.
Sedangkan untuk Desa Ngargosoko mendapatkan pendanaan sebesar Rp. 251.287.750,- dan swadaya sebesar Rp. 17.610.000,- dengan rincian kegiatan antara lain : 1. Jalan Telasah dengan panjang 718 m; 2. Jembatan Lengkung 2 unit; dan 3. Gorong-gorong 2 unit. Sehingga total pendanaan dari PNPM Mandiri Perdesaan untuk 1 jalur jalan tersebut adalah sebesar Rp. 444.913.250,- dengan total swadaya sebesar Rp. 35.437.500,-
Kondisi jalan yang menghubungkan dua desa tersebut sebelumnya hanya jalan tanah dengan lebar antara 1 m sampai dengan 2 m dan hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda 2, itupun hanya pada saat musim kemarau. Sedangkan pada saat musim penghujan sangat berbahaya jika dipaksakan kendaraan roda 2 untuk melintas, sebab jalannya licin karena masih jalan tanah dan disebelahnya sudah tebing yang sangat terjal.
Proses pelaksanaan kegiatan ini sangat didukung sekali oleh masyarakat dari kedua desa tersebut, ini terbukti dari antusiasnya masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan mulai dari pelebaran jalan sampai dengan pemasangan batu telasahnya.
Dengan terselesaikannya pelaksanaan kegiatan pembangunan jalur jalan tersebut sekarang masyarakat dapat lebih mudah dan efisien dalam membawa bibit tanaman, pupuk ataupun hasil-hasil pertanian, sehingga dapat memotong biaya produksi dan meningkatkan hasil pertanian.


Bahkan sekarang jalur jalan tersebut mempunyai manfaat lain yang sempat terfikir oleh sebagian dari tokoh masyarakat dari awal perencanaan yaitu jalur jalan tersebut dapat digunakan sebagai jalur wisata alam. Sebab sepanjang jalur tersebut dapat dinikmati pemandangan alam yang seolah-olah kita sedang berada di negeri diatas awan karena lokasi jalur tersebut memang berada di daerah sekitar lereng gunung sumbing sehingga dapat melihat luas ke daerah yang lebih dibawahnya.


Oleh : Rinta Bramundita

Minggu, 16 November 2014

BINTARO... BERACUN TAPI KAYA MANFAAT

Kita sering melihat tanaman yang satu ini bertebaran di taman-taman kota,trotoar jalan,halaman kantor dan di sudut perumahan.Sebagai tanaman peneduh Cerberra Odollam memang dikenal sebagai tanaman  yang dikenal tahan banting,cepat tumbuh dan mudah beradaptasi diberbagai lahan.Sehingga tak jarang Dinas Pertamanan maupun developer perumahan memilihnya sebagai pilihan utama pohon penghijauan. Bintaro adalah tanaman buah yang dapat dijadikan sebagai Buah Pengusir Tikus

Buah yang dapat di jumpai di jalanan, pekarangan liar, pesisir pantai hingga di area pemakaman ini bagi kalangan sebagian orang mungkin belum banyak mengetahui tentang buah ini. Buah Bintaro yang memiliki nama latin Carbera Manghas ini merupakan tanaman yang perlu diwaspadai khususnya yang memiliki anak kecil.

Pohon yang bentuk daunnya memanjang simetris dan menumpul pada bagian ujung dengan ukuran bervariasi ini. Juga  disebut dengan Pong-Pong Tree atau Indian Suicide Tree,  Mangga Laut, Buta Badak, Babuto, dan Kayu Gurita. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai Sea Mango Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) Bintaro dinamai sebagai Cerbera manghas. Nama Bintaro juga sering disematkan kepada kerabat dekatnya yang bernama ilmiah Cerbera odollam.  Buah, daun, dan getah pohon ini mengandung cerberin yang beracun.


Di alam liar pohon dari Buah Pengusir Tikus atau pohon bintaro sendiri mampu tumbuh 4 sampai 12 meter, Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan.. Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3-5cm berbentuk terompet,  tumbuh pada ujung pedikal simosa dengan warna kuning pada bagian korola dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi bakal buah tinggi. Buah berbentuk telur, panjang 5-10cm, dan berwarna merah cerah jika masak. Penyebarannya secara alami di daerah tropis Indo Pasifik, dari Seychelles hingga Polinesia Perancis. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem hutan mangrove. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota.

Pohon Buah Bintaro memiliki 3 lapisan yaitu lapisan kulit luar, lapisan tengah yang berupa serat seperti sabut kelapa dan lapisan dalam yang berupa biji buah. Bintaro sendiri termasuk kerabat dari pohon kamboja yakni memiliki ciri bila di lukai akan mengeluarkan getah putih seperti susu. Untuk memanfaatkan Buah Bintaro ini sebagai Buah Pengusir Tikus atau Alat Pengusir Tikus di rumah, cara yang pertama adalah dengan mengambil buah bintaro lalu ditaruh dalam rumah atau di tempat-tempat yang biasanya sering di jumpai ada tikusnya. Selama buah itu masih segar belum layu, maka tidak akan ada satu tikuspun yang berani mendekat atau datang ke rumah. Tapi perlu di ingat sebaiknya taruh di tempat yang tidak terjangkau oleh anak kecil karena mengingat buahnya yang mengandung racun. Daun dan buahnya mengandung bahan yang memengaruhi jantung, suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun. Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah/tulup untuk berburu. Racunnya dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang. Nama ilmiah Cerberus diambil dari nama anjing berkepala sepuluh dalam mitologi Yunani.

Tikus sendiri takut karena bau racun yang dikeluarkan oleh buah bintaro ini sangat mengganggu penciuman tikus, mengingat indera penciuman tikus yang tajam sehingga tikus akan menjauh. Jika melihat dari khasiatnya tadi maka buah bintaro merupakan salah satu Cara Mengusir Tikusyang cukup ampuh dan berguna juga jika ditanam di pinggir sawah supaya petani tidak rugi karena hama tikus yang suka menyarang tanaman. Riset  Hien TT dari Fakultas Fisiologi,Tolouse Prancis danDr.Suryo Wiyono dari Klinik Tanaman IPB melaporkan senyawa cerberin pada bintaro meracuni dan merusak syaraf pusat otak tikus.Otomatis Tikus dengan penciuman yang sensitif terhadap bau racun cerberin akan ngacir sebelum masuk rumah kita. 

Selain berkhasiat sebagai Buah Pengusir Tikus Bintaro juga memiliki manfaat lain bagi kehidupan manusia seperti untuk bahan baku lilin, bio-insektisida, obat luka, deodorant, dan berpotensi sebagai biodiesel.

Cara Pembuatan bio-insektisida Bintaro
Selain bahan yang mudah didapat,cara pembuatan bio-insektisida Bintaro pun sangat mudah dengan cara ekstraksi (etanol dan air)

Cara 1:
1.    Siapkan 1 kg daun Bintaro segar,rendam 2 hari dalam larutan ethanol atau aseton
2.    Saring ekstrak untuk memisahkan cairan dengan daun
3.    Uapkan cairan ekstrak hingga pekat.
4.    Untuk aplikasi,dosis 1 gram: 1 liter air.caranya dengan melarutkan 1 gram pasta dlam 5-10 Cc minyak tween lalu ditambah air sedikit demi sedikit.
5.    Semprotkan 500 liter larutan untuk 1 hektar lahan.

Cara 2 :
1.    Siapkan 50 gram daun bintaro dan 1 liter air yang dicampur 2 gram sabun colek.
2.    Blender dan peras hingga menghasilkan larutan pekat.
3.    Dosis pemakaian 10-20 cc perliter air.

Melihat begitu besarnya manfaat Bintaro dan melimpahnya bahan disekitar kita,tidak ada salahnya kita mencoba berkreasi menggunakan Bintaro sebagai alternatif pestisida nabati untuk mendukung pertanian organik.


Sumber :
Ensiklopedia/bintaro
alamendah.org/2011/01/10/bintaro-cerbera-manghas